Analogi Cinta Sendiri by
Oka @landakgaulMy rating:
3 of 5 starsHahahaha, jauh di luar ekspektasi aku!!! =]]
Tadinya mikir, baca satu halaman aja udah bakal drop nih aku, nggak tahunya malah gak tidur sama sekali karena terus pengen membuka halaman. Sekarang udah jam 4:25 pagi dan aku belum tidur! Gara-gara buku ini! Dan aku sesadar-sadarnya, daritadi nguap dan mata berair, dan bisa ngelihat jam yang semakin ke sini semakin menjelang pagi.. tapi aku tetap terus nggak bisa berhenti membaca.
Waktu duluuuuu banget, pertama buku ini rilis, aku udah semangat banget pengen beli dan baca.
Oh ya, aku follower Oka, hehe.
Selalu suka sama twit nya dia, yang selalu nge jleb tepat sasaran.. hiks..
Tapi sekarang dia dah nggak ngetwit sesering dulu yaaa. Dulu itu bisa seharian mah dia ngelewatin timeline aku. Sekarang, jarang-jarang.
Selama aku jadi followernya dia, aku nggak ngerasa kesan kalau Oka tuh secret admirer yang hidupnya merana karena cinta. Maksudku, Oka itu tipe cowok yang 'mestinya' disukai banyak cewek, dan yakin deh.. sapa sih yang nggak mau jadi pacarnya dia? Nggak usah dipacarin deh, bisa disukai seorang Oka saja, pasti cewek-cewek ini pada kesenangan.
Tapi yah.... kan itu penilaianku cuma sebatas via twitter. Aslinya, aku kan nggak pernah tahu langsung dia itu orangnya gimana dan kayak apa.
Tapi pas aku baca bukunya ini... eh.. ternyata kisah percintaan Oka ngenes juga yaaa =]
Aku nggak berhenti mesem-mesem setiap baca halaman, dan sering nyengir kuda sendiri.
Bener-bener jauh diluar ekspektasi aku, deh pokoknya.
Waktu buku ini sudah di tanganku, (akhirnya bisa punya setelah beli online, karena selalu nggak pernah nemu di Gramedia -_-), aku pesimis banget mau baca. Habisnya gegara baca buku falla adinda, dokter Ferdiriva, Alitt Susanto, Dwitasari... duh, aku udah trauma banget lah sama buku-buku selebtwit (yang anehnya, tapi kok ya, nggak kapok juga beli). Makanya, dari setumpuk buku yang kemarin kubeli, sengaja buku ini aku santap belakangan. Dan sempat ketipu di prolog. Aku udah lemes banget baca prolognya, karena nggak selera aku banget.
Aku gak suka sama buku Personal literature yang menggunakan pemakaian bahasa baku. Karena nggak cocok, menurutku. Kayak, buku Falla Adinda, misalnya.
Aku juga nggak suka personal literature yang isinya random.
Bagusnya, buku ini gak gitu!
Oke, prolognya terasa baku, hingga aku ketipu.
Tapi, setelahnya, penulisannya lumayan free style. Enak banget dibacanya, lancar, dan ngalir :)
Dan yeah, benar-benar ceritanya cuma seputar percintaan Oka yang serba ngenes =]] Aku suka itu. Nggak random, dicampur kayak gado-gado.
Nggak ada yang bener-bener istimewa, sih. Tapi, aku suka, dan bikin aku mesem-mesem terus bacanya. Itu yang terpenting. Maka, tiga bintang lah yang keluar.
Aku jadi tahu.. bagaimana pandangan seorang cowok tentang cewek (terutama yang mereka gebet). Bisa ngeliat sisi soal cinta dari kacamata cowok. Lucu =))
Dan satu hal yang kusimpulkan lagi... ternyata Oka itu tipe yang mudah jatuh cinta dalam waktu sekejap mata, dan itu berawal dari berdasarkan fisiknya. Ya, tipe yang ngeliat fisik dulu. Asal cantik memesona, jatuh cinta, deh.. (aku nangkapnya berdasarkan dari apa yang kubaca dari buku ini ya).
Dan aku jadi mikir, ternyata cowok kalau sebelum menaksir cewek, dia bener-bener ngeliatin detail fisiknya. Bentuk rambutnya, giginya, tubuhnya, gaya bicaranya, suara tawanya, berbagai ekspresinya, bahkan tahi lalatnya pun tak luput.
Hmmm...
Terlebih saat tahu Oka ternyata pernah yang nyari 'cewek' di facebook, dan mencarinya berdasarkan dari profil pic nya yang kece :s
Makin jelas, Oka tipe yang ngeliat dari fisik 'pada awalnya' maybe.
Duh... kasihan ya cewek-cewek yang nggak cantik, nggak keren, nggak gaul (kayak aku), dll.. nggak bakal dilirik sama tipe-tipe cowok kayak Oka X)) #digeplakPakaiLandak
Btw jadi penasaran sama Tarisha, cewek yang muncul paling akhir, paling belakangan, dalam penyajian buku ini. Apalagi namanya tercantum dalam ucapan Terima Kasih di kata pengantar, hehe .
Gimana kelanjutan di antara Oka dan Tarisha?
View all my reviews