
My rating: 2 of 5 stars
Hmmm.... yahhh.... sebenarnya kalau cuma dilihat dari isinya, 1,5 bintang ya. Lumayan, walau sebagian besar menurutku kurang menarik dan nggak penting. Kirain tadi isinya apaan sampai harganya mahal. 70ribu loh ini -_-
Tapi aku kasih 2 bintang karena kualitas bukunya yang bagus, termasuk covernya.
Recommended?
Yahhh.... kalau kamu fans Jessica Iskandar sih pastinya Recommended. Lumayan buat nambah koleksian kan?
Tapi buat yang nggak ngefans, apalagi yang nggak suka sama Jessica Iskandar, ya sebaiknya jangan baca, apalagi beli. Daripada cuma dinyinyirin aja kan?
Lagian kalau dilihat dari isinya yang gak penting (yang pastinya seputar tentang cerita singkat hidup Jessica, yang aku sayangkan nggak diulas tuntas alias rata-rata menggantung kayak jemuran), ini memang mungkin memang ditargetkan pembacanya untuk fans aja ya..
Aku fans?
Nggak juga sebenarnya. Aku bilang nggak juga, karena aku sendiri kurang paham makna fans sebenarnya apa. Suka melihatnya di TV? Iya, aku suka. Tertarik dengan profile nya? Iya, aku juga (walau dalam beberapa hal ada yang kurang aku suka). Minat mengikuti gosipnya? Iya, aku minat. Lalu berarti aku fans? Entah.
Aku nggak suka sampai segitunya kok, cuma sekadar suka dan menikmati dia di TV. Dan kadang aku juga bisa sebel sama Jessica kalau aku lihat dia mulai over acting atau agak kelewatan candaannya. Tapi so far aku menikmati gaya becandanya dia di TV. Bikin aku ngakak juga kadang.
Tapi...aku nggak suka dengan banyaknya banyolan di buku ini. Aku memang suka cara Jessica ngebanyol di TV, tapi TIDAK di buku. Buku dan TV itu media yang berbeda. Apa yang diterapkan di TV kadang tak cocok diterapkan di buku. Jadi, jangan heran kalau aku bisa ngakak pas melihat candaan atau ocehan Jessica di TV, dan kemudian malah berbalik mengeryitkan kening saat melihatnya di buku ini, dan men skip nya begitu saja.
Masih pengen baca buku Jessica kalau dia nerbitin buku lagi?
Pengen, kok.
Tapi please Jess... please... Ngelawak itu memang lucu, dan hidup itu memang bagus kalau selalu tertawa. Tapi, tolong guyonan di TV kamu kurangin saat akan menerapkannya di buku. Jatuhnya nggak lucu sama sekali, bikin nyengir aja kagak. Mending tulis curhatanmu aja dengan gaya serius, itu lebih bagus. Ngelucu boleh, tapi jangan sering-sering sepanjang paragraf. Eh, bahkan sepanjang halaman loh -,-
please, be serious lah saat menulis.... Semoga hal ini tak terulang di buku Jedar mu yang kedua ya...
View all my reviews
0 komentar:
Posting Komentar